Get my banner code or create your own banner

Go Blog!!!

The journey of a thousand miles begins with one step - Lao Tzu (600 BC-531 BC)

Monday, August 06, 2007

You Get What You Pay

Setelah sekian lama dimanjakan oleh tayangan langsung siaran-siaran olahraga mancanegara secara gratis, publik Indonesia akhirnya harus menyerah oleh kekuatan ekonomi paling mendasar, you get what you pay. Terhitung sejak 11 Agustus 2007, penggemar Liga Inggris di tanah air yang tak memiliki saluran televisi berlangganan harus bersiap gigit jari. Ya, karena hak siar Liga Inggris kini telah dikantungi oleh Astro, dus, siaran Liga Inggris hanya akan dapat dinikmati bagi pelanggan Astro.

Vice President Corporate Affairs Astro kepada DetikSport mengatakan bahwa Astro akan menyiarkan keseluruhan 370 pertandingan dari 20 tim di Liga Premier melalui 4 saluran, yaitu ESPN, Star Sports, serta GoalTV1 dan GoalTV2. Lantas berapakah jumlah uang yang harus dibayarkan untuk dapat menikmati tayangan Liga Inggris tersebut? Astro mematok biaya paket sebesar Rp. 150.000 ketika mulai berlangganan dan mendapat paket saluran standar (Astro Kirana, Celestial Movies, Cinemax, HBO dan Star Movies). Nah, bagi yang hendak menonton Liga Inggris harus merogoh kocek lagi sebesar Rp. 50.000 untuk mendapat tambahan paket Arena (Astro Supersport, Star Sports, ESPN, GoalTV1 dan GoalTV2). Total, Rp. 200.000 / bulan. Harga belum termasuk biaya pemasangan Rp. 200.000.

Liga Inggris memang telah menjadi magnet bisnis, yang imbasnya juga terasa ke negara berkembang seperti Indonesia. Harga hak siar Liga Inggris di luar Inggris Raya dan Irlandia yang konon mencapai nilai 625 juta poundsterling untuk 3 musim, atau sekitar 1,23 miliar dollar AS, tentu membuat stasiun televisi lokal berpikir seribu kali untuk menayangkan Liga Inggris. Dengan kurs Rp 9.000 per dollar AS, nilai itu sekitar Rp. 10,8 triliun, atau Rp. 3,6 triliun per musim, atau Rp. 75 miliar per pekan untuk menikmati Liga Inggris. Harga yang fantastis. Bandingkan dengan hak siar Liga Indonesia 2007. ANTV memenangkan tender hak siar Liga Indonesia dengan harga “hanya” Rp. 10 miliar/ tahun untuk jangka waktu 10 tahun.

Bagi mayoritas masyarakat yang terbiasa menyaksikan siaran sepakbola secara gratis di layar kaca, keputusan mendadak tersebut tentu terasa sangat mengejutkan. Apalagi masyarakat Indonesia baru saja mengalami euphoria sepakbola yang sangat hebat pasca digelarnya Piala Asia 2007. Mereka tentu menginginkan adanya kontinyuitas tayangan sepakbola sebagai media hiburan alternatif secara murah, kalau tak mau dibilang gratis.

Memang masih ada liga-liga sepakbola Eropa lain yang sudah dijanjikan akan ditayangkan oleh stasiun televisi lokal, seperti Liga Spanyol dan Liga Champions Eropa yang akan ditayangkan oleh RCTI, serta Liga Italia yang akan ditayangkan oleh Trans7, yang sebelumnya merupakan pemegang hak siar English Premier League di Indonesia.

Suka atau tidak suka dengan kebijakan tersebut, harus diakui jajaran Astro memiliki naluri bisnis yang sangat tepat. Jutaan penggila bola di tanah air dengan sangat terpaksa akan “merelakan” uang sebesar Rp. 200.000/bulan demi tidak kehilangan aksi-aksi brilian Wayne Rooney, Steven Gerrard, dan Didier Drogba di layar kaca rumah mereka. Seorang penggemar sepakbola seperti saya tentu akan mencari cara-cara apapun agar dapat menyaksikan Liga Inggris secara langsung, bukan sekedar mengetahui hasil pertandingan melalui internet. Hal inilah yang secara intuitif mampu diendus dan dieksploitasi oleh Astro.

Meskipun sempat memperoleh informasi bahwa grup telekomunikasi PCCW milik Richard Li di Hong Kong pernah menawar 10 juta pounsdterling (sekitar Rp 170 miliar) untuk mendapatkan hak siar dari televisi kabel lokal, yang mana asa terus tetap menggebu akankah suatu hari salah satu stasiun televisi lokal mengikuti jejaknya, mungkin inilah saatnya kita dapat menerima adagium “you get what you pay”.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home