Get my banner code or create your own banner

Go Blog!!!

The journey of a thousand miles begins with one step - Lao Tzu (600 BC-531 BC)

Wednesday, August 06, 2008

RESPECT HOLIDAY!!!


Just my two cents…pernah gak sih lo ngerasain sangat exhausted, boring, suntuk, males, ngantuk or whatsoever tentang kehidupan di kantor?? Hal ini bener2 gw rasain sekarang, at this very moment. Gw gak mood kerja, gak mood browsing2, gak mood segala2nya di kantor. I don’t have a better explanation on what’s going on inside of me. Yang gw rasain cuma…gosh…I really really need a holiday…a break…a journey to the middle of the earth if necessary. Ok loe bisa bilang: “kenapa gak ambil cuti aja sih?” Yeah right. Do we have a strict border between leave and absence? Gw pernah ngajuin cuti sehari aja ditolak, dengan alesan: “ah kalo cuma sehari aja sih izin aja”. What the…? Gw cuma pengen tertib administrasi di sini. And they told me to “izin aja”? That is not my point. But that’s my first point.

Secondly, gw sangat sangat nggak ngerti cara berpikir untuk mengadakan acara kantor dengan mengambil HARI LIBUR. Ok, gw pernah dapet penjelasan bahwa espeje baru bisa dilakukan kalau kegiatan dilaksanakan di luar Jakarta dan tidak mengambil hari kerja. But c’mon man. Like you don’t have a life OUTSIDE office life? Sepanjang Juli sampe awal agustus ini aja gw itung udah 3 hari wiken (2 sabtu + 1 minggu) gw tersita kerjaan kantor, plus satu hari Rabu pas tanggal merah Isra Mi’raj kemaren. Dan pas saat gw sedang ngelamun: “ah…sabtu wiken ini gw pengen bangun agak siang, trus ke 2 kawinan temen gw, malemnya santai-santai di rumah sambil nonton DVD bareng istri. Minggu pagi nyervis mobil ke bengkel sama nyuci si Beluga yang udah 3 minggu ngga pernah gw mandiin, agak sore dikit probably I’m going out for dinner with my family…

Suddenly semua yang udah gw rencanain bubar gara2 tau2 gw Sabtu Minggu ini disuruh ke Bogor buat suatu rapat…yang menurut nalar gw sebagai kroco mumet, bisa dilakuin di kantor… gak perlu di Bogor!!! Gak perlu ngambil Weekend!!!

Ok ok gw tau prioritas masing2 orang berbeda dan kebutuhan masing2 orang berbeda. Tulisan ini hanya pemikiran gw sendiri and only to my satisfaction aja buat nuang uneg2 ini di sini. Gw cuma ngerasa…kapan terakhir kali gw semangat buat ngerjain tugas kantor? Even di hari kerja aja mood itu turun seturun-turunnya…ini lagi disuruh kerja sabtu minggu.

We work mon-fri. Saturday and Sunday, or weekend, supposed to be my holiday. According to Mr. Wiki:
“The weekend is a part of the week usually lasting one or two days in which most paid workers do not work. This is a time for leisure, recreation, and religious activities”.
Even though I rarely do my religious activities on weekend (and in any other days), I really need that leisure time. Quality leisure time. Phone switched off.

Motivation booster. That’s all that I need at this moment. Dan gw nggak ngerasa akan pernah dapet that motivation booster selama sistem perjalanan dinas ini tidak mengalami revolusi dari akarnya, dan hak libur kita dihargai. You know what I mean…

Read more!

Thursday, December 06, 2007

Pictures of Million Miles

It's been more than a month since my last post, and this time I just want to share a few pictures of mine, taken with my simple 4.1 megapixels Sony Cybershot DSC-S40 pocket camera. Some of them are 2 years old pictures. I have to admit that some of them are just awesome (narsis mode: on). No editing. No photoshopping. Here they are...

FRANCE, GERMANY & BELGIUM

reunion - 2006














reflection over still water - 2006














line of flags in front of modern colosseum - 2006














fuzzbubble - 2006



















enjoying afternoon skies - 2006














broken angel on the street - 2006














big leg - 2006



















curved frame - 2006















bright lights bottom up - 2006



















FINLAND


seagull and state visit - 2006













POLAND

traditional wardrobe - 2006














love it or hate it - 2006














lakeside warmness - 2006













AUSTRALIA


acrobatic panties - 2005



















2 out of 12 apostles - 2005













roadblocks, great ocean road - 2005














under the dome - 2005














at the end of the storm is a golden sky - 2005














metal before crossing - 2005














nightlife - 2006














the famous opera house in between 05-06














hoh-hah - 2005














albert park pitlane entrance - 2005














four musketeers - 2005














crown fireworks - 2006

Read more!

Monday, October 29, 2007

UN Framework Convention on Cerebrum Change

Just one week after the Ied celebration and I believe that all the liquid that surrounds my cerebrum still freshly minted by ‘ketupat’ and ‘opor’ and ‘pringles’ essences, and suddenly we have to just jump into the cold water in the middle of the deep, good, sleep. Yes, we have to go to Buitenzorg right away, without any prior proper preparation, whatsoever.

Well, you know that I would do anything to just get the hell out of my not-so-comfy desk at the office, so I wouldn’t regret my decision to be part of the UNFCCC Prep Meeting in Bogor last week. At the end, I still could raise my big smile, took some pictures in the middle of some fresh air hanging around the front fountain of the Bogor Presidential Palace, staring at hundreds of the spotted deer lying innocently, enjoying their afternoon green grass.


Read more!

Monday, September 10, 2007

Kepiting Lagi Kepiting Lagi....Nyammmm!!!!

Kamis, 6 September 2007
21.30 - Restoran Saung Grenvil, Jakarta Barat

Akhirnya kesampean juga nyobain makan kepiting Saung Grenvil, setelah cuma dengar-mendengar saja tentang kehebohan dan 'kebesaran' kepitingnya. Cut the crap, here's the review:

1. Kepiting Telur + Kepiting Jantan Saus Padang
Begitu masuk ke dalam restoran, jejeran kepiting-kepiting yang dengan pasrah menunggu untuk dimasak telah menanti di meja besar. Tidak seperti restoran lain dimana kepiting-kepiting tersebut biasanya diletakkan di dalam cooler box atau aquarium kering, di Saung Grenvil kepiting hidup ditata dengan rapih sesuai jenis kelamin (jantan / betina) dan ukuran (mulai dari yang kecil hingga yang memiliki capit segede pemotong rumput di ace hardware). Hari itu kami memilih kepiting telur (betina) dan kepiting jantan dengan capit yang lumayan gede, paling ngga itu merupakan kepiting dengan capit tergede yang pernah gw makan di Jakarta.

Setelah berkonsultasi dengan seorang teman yang merekomendasikan tempat ini, plus kata mbak-mbak yang menuliskan pesanan, kami memutuskan agar kepiting tersebut dimasak saus padang. Pilihan yang sama sekali tidak keliru. Kepiting pesanan kami datang dengan dilumuri saus kemerahan yang mengepulkan asap serta aroma yang langsung memicu air liur. Secara jujur bisa gw katakan inilah saus padang terenak yang pernah gw makan. Rasa manis pedas ditambah irisan jahe benar-benar membuat saus padangnya beda dari di tempat lain. So tasty. So spicy. So tempting. Seperti ada gairah tersendiri ketika menuangkan saus di atas nasi hangat. Atau menyeruput saus yang terperangkap di sela-sela rongga capit. Class!!

Namun demikian kami sedikit kecewa dengan kepiting telurnya. Cangkang segede batok gitu ternyata isi telurnya cuma sedikit. Untung kelezatan saus padangnya bikin kita lupa akan telurnya si kepiting. Kalo untuk kepiting jantannya, no complaint. Capitnya gede, dagingnya full. Montok! I give four thumbs for this menu!

P.S: bumbu saus padang ini tidak cocok bagi mereka yang kurang suka pedas. Buat gw, sedaapph! Nyokap gw sampe bungkus n di rumah dipadu sama udang goreng, voila, jadilah gw sarapan "udang goreng saus padang a la saung grenvil" keesokan harinya =D

2. Ikan Pecah Kulit Bakar
Gw baru tau ada nama ikan pecah kulit di restoran ini. Kami pesan satu ekor ikan pecah kulit bakar dan minta agar tidak terlalu diberi bumbu manis ketika dibakar. Ketika ikan datang, konsentrasi kami masih terfokus pada kepiting, jadi ikan ini agak sedikit terpinggirkan. Namun setelah mencoba satu gigit, ternyata ikan ini langsung menjadi ikan bakar favorit gw. Seperti namanya, ikan ini sangat renyah di bagian luar (kulit) namun lembut dan manis pada bagian dagingnya. Tidak terdapat duri-duri yang menjadi ranjau. Bahkan sampai bagian kepala dapat dimakan sampai tak tersisa saking renyahnya. Top lah!

3. Cah Kangkung Lombok
Gw juga baru tau (lagi) kalo ternyata, meski sama-sama kangkung, ternyata kangkung asal Lombok jauh jauh lebih enak ketimbang kangkung yang biasa gw makan. Kangkungnya lebih manis dan yang lebih unik, sedikit crunchy. Apalagi dengan bumbu Cah yang disertai potongan bawang putih, sangat sedap dimakan dengan nasi hangat.

Price tag:
1 kepiting jantan saus padang + 1 kepiting telur saus padang + 1 ikan pecah kulit bakar + 1 cah kangkung lombok + 8 nasi putih + 5 teh tawar panas + 1 aqua botol...

Rp. 444.000,- saja...hhmmm...

Overall:
Well, at least you get what you pay. Dengan satu orang menghabiskan Rp. 74.000 (kami datang ber-6), rasanya harga tersebut setimpal karena kami diganjar dengan kepiting super montok, saus padang asoy geboy, ikan pecah kulit yang unik, serta kangkung lombok yang menyegarkan.

P.S: Foto-foto makanan menyusul, kamera sedang dipinjem.

- "good food, good life" -

Read more!

Monday, August 13, 2007

Restoran 1001 Santai Malam, Kelapa Gading

Sabtu, 11 Agustus 2007, 13:30

Perburuan restoran seafood di Batavia kembali digelar. Kali ini kami menyambangi restoran seafood 1001 Santai Malam di Kelapa Gading, tepatnya di deretan ruko seberang Mal Kelapa Gading. Cukup banyak obrolan dari mulut ke mulut maupun di dunia maya yang mengatakan inilah salah satu restoran seafood terbaik di Jakarta. Let’s give it a try.

Kami datang ke lokasi berenam. Pesanan kami hari itu:

1 Porsi Kepiting Telur Saus Tiram (2 ekor)

2 Porsi Kerang Dara Rebus

2 Porsi Kerang Hijau Saus Padang

1 Porsi Kepiting Soka Goreng Tepung (2 ekor)

1 Porsi Udang Api Goreng Kering

2 Porsi Kangkung Cah Tauco

7 Nasi Putih

4 Es Teh Manis

1 Es Jeruk

1 Teh Tawar Panas

Analisa #1 - Kepiting Telur Saus Tiram:

Kepiting tidak terlalu besar, yang mana hal tersebut normal karena ukuran kepiting telur memang lebih kecil daripada kepiting jantan. Tidak ada yang istimewa dari saus tiramnya, bahkan cenderung terlalu manis untuk lidah saya, tidak tahu bagi yang lain. Telur yang memenuhi cangkang menjadi nilai plus, namun daging di capit yang sulit dikelupas menjadi nilai minus.

Analisa #2 - Kerang Dara Rebus:

Rasa kerang cukup segar karena direbus dengan menggunakan rempah-rempah yang cukup terasa. Nilai minus diberikan karena tidak disediakannya saus nenas + kacang yang menjadi teman wajib kerang rebus.

Analisa # 3 - Kerang Hijau Saus Padang:

Kerenyahan daging kerang yang disajikan sangat pas, crunchy namun tetap terasa daging kerang dan tidak menjadi seperti keripik. Saus padangnya tidak seperti saus padang kebanyakan. Sekali lagi, terlalu manis. Tidak ada sensasi pedas yang terbayangkan ketika kata saus padang disebutkan. Not recommended.

Analisa #4 - Kepiting Soka Goreng Tepung:

Pertama kali makanan tiba di meja, kami terkecoh dengan tampilan kepiting soka goreng tepung yang lebih mirip cumi goreng tepung. Rasa tepung yang membalut kepiting bisa dibilang biasa saja. Harus diakali dengan celupan di saus sambal agar lebih terasa. Kalau boleh membandingkan, rasa kepiting soka di 1001 Santai Malam masih kalah jauh dengan rasa kepiting soka di restoran Rasane.

Analisa #5 - Udang Api Goreng Kering:

Ukuran udang api yang kecil menjadi lebih kecil lagi saat digoreng kering. Kurang berkesan.

Analisa #5 - Kangkung Cah Tauco:

Bumbu tauco terlalu ‘membanjiri’ kangkung, ditambah potongan cabai merah dan hijau yang besar-besar yang dapat menjadi ‘ranjau’ bagi mereka yang tidak menyukai pedas a la potongan cabai.

Overall:

Total perburuan seafood siang itu menghabiskan biaya sebesar Rp. 402.000,- atau Rp. 67.000,- per orang. Satu porsi kepiting mengambil jatah terbesar, yaitu sekitar Rp. 120.000,-. Untuk kualitas makanan yang tidak terlalu istimewa, harga tersebut bisa dibilang mahal.


Read more!