Get my banner code or create your own banner

Go Blog!!!

The journey of a thousand miles begins with one step - Lao Tzu (600 BC-531 BC)

Monday, September 10, 2007

Kepiting Lagi Kepiting Lagi....Nyammmm!!!!

Kamis, 6 September 2007
21.30 - Restoran Saung Grenvil, Jakarta Barat

Akhirnya kesampean juga nyobain makan kepiting Saung Grenvil, setelah cuma dengar-mendengar saja tentang kehebohan dan 'kebesaran' kepitingnya. Cut the crap, here's the review:

1. Kepiting Telur + Kepiting Jantan Saus Padang
Begitu masuk ke dalam restoran, jejeran kepiting-kepiting yang dengan pasrah menunggu untuk dimasak telah menanti di meja besar. Tidak seperti restoran lain dimana kepiting-kepiting tersebut biasanya diletakkan di dalam cooler box atau aquarium kering, di Saung Grenvil kepiting hidup ditata dengan rapih sesuai jenis kelamin (jantan / betina) dan ukuran (mulai dari yang kecil hingga yang memiliki capit segede pemotong rumput di ace hardware). Hari itu kami memilih kepiting telur (betina) dan kepiting jantan dengan capit yang lumayan gede, paling ngga itu merupakan kepiting dengan capit tergede yang pernah gw makan di Jakarta.

Setelah berkonsultasi dengan seorang teman yang merekomendasikan tempat ini, plus kata mbak-mbak yang menuliskan pesanan, kami memutuskan agar kepiting tersebut dimasak saus padang. Pilihan yang sama sekali tidak keliru. Kepiting pesanan kami datang dengan dilumuri saus kemerahan yang mengepulkan asap serta aroma yang langsung memicu air liur. Secara jujur bisa gw katakan inilah saus padang terenak yang pernah gw makan. Rasa manis pedas ditambah irisan jahe benar-benar membuat saus padangnya beda dari di tempat lain. So tasty. So spicy. So tempting. Seperti ada gairah tersendiri ketika menuangkan saus di atas nasi hangat. Atau menyeruput saus yang terperangkap di sela-sela rongga capit. Class!!

Namun demikian kami sedikit kecewa dengan kepiting telurnya. Cangkang segede batok gitu ternyata isi telurnya cuma sedikit. Untung kelezatan saus padangnya bikin kita lupa akan telurnya si kepiting. Kalo untuk kepiting jantannya, no complaint. Capitnya gede, dagingnya full. Montok! I give four thumbs for this menu!

P.S: bumbu saus padang ini tidak cocok bagi mereka yang kurang suka pedas. Buat gw, sedaapph! Nyokap gw sampe bungkus n di rumah dipadu sama udang goreng, voila, jadilah gw sarapan "udang goreng saus padang a la saung grenvil" keesokan harinya =D

2. Ikan Pecah Kulit Bakar
Gw baru tau ada nama ikan pecah kulit di restoran ini. Kami pesan satu ekor ikan pecah kulit bakar dan minta agar tidak terlalu diberi bumbu manis ketika dibakar. Ketika ikan datang, konsentrasi kami masih terfokus pada kepiting, jadi ikan ini agak sedikit terpinggirkan. Namun setelah mencoba satu gigit, ternyata ikan ini langsung menjadi ikan bakar favorit gw. Seperti namanya, ikan ini sangat renyah di bagian luar (kulit) namun lembut dan manis pada bagian dagingnya. Tidak terdapat duri-duri yang menjadi ranjau. Bahkan sampai bagian kepala dapat dimakan sampai tak tersisa saking renyahnya. Top lah!

3. Cah Kangkung Lombok
Gw juga baru tau (lagi) kalo ternyata, meski sama-sama kangkung, ternyata kangkung asal Lombok jauh jauh lebih enak ketimbang kangkung yang biasa gw makan. Kangkungnya lebih manis dan yang lebih unik, sedikit crunchy. Apalagi dengan bumbu Cah yang disertai potongan bawang putih, sangat sedap dimakan dengan nasi hangat.

Price tag:
1 kepiting jantan saus padang + 1 kepiting telur saus padang + 1 ikan pecah kulit bakar + 1 cah kangkung lombok + 8 nasi putih + 5 teh tawar panas + 1 aqua botol...

Rp. 444.000,- saja...hhmmm...

Overall:
Well, at least you get what you pay. Dengan satu orang menghabiskan Rp. 74.000 (kami datang ber-6), rasanya harga tersebut setimpal karena kami diganjar dengan kepiting super montok, saus padang asoy geboy, ikan pecah kulit yang unik, serta kangkung lombok yang menyegarkan.

P.S: Foto-foto makanan menyusul, kamera sedang dipinjem.

- "good food, good life" -

Read more!